Jakarta – Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan seni budaya dibalut dengan pementasan sketsa komedi khas Betawi bertajuk “Berjuta Pilihan Hidup di Kota Jakarta” dalam rangka memeringati hari ulang tahun ke 498 Kota Jakarta.
Pertunjukan ini dipentaskan oleh Sanggar Sinar Norray pada Sabtu (21/6), berkolaborasi dengan aktris senior dan juga pendiri Teater Abang None Jakarta Maudy Koesnaedi, menghadirkan sketsa-sketsa segar dan relevan mengenai kehidupan sehari-hari di ibu kota, mulai dari persoalan gaya hidup di Kota Jakarta, jodoh, pekerjaan, keluarga, hingga gaya hidup masa kini.
“Sebagai bentuk cinta kami terhadap kekayaan budaya Indonesia, khususnya dalam merayakan hari jadi ke-498 Kota Jakarta, kami menghadirkan pertunjukan warisan budaya Betawi dalam kemasan yang jenaka, hangat, namun sarat makna. Di tengah riuhnya kehidupan ibu kota, kami percaya seni memiliki kekuatan untuk merekatkan sekaligus menghibur,” kata Program Director Galeri Indonesia Kaya Renitasari Adrian dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (22/6).
Pementasan dibuka dengan nyanyian dan tarian Betawi yang meriah, membangun suasana hangat Jakarta tempo dulu yang penuh semangat dan kebersamaan. Selama 60 menit penonton diajak menikmati kisah segar dengan gaya bahasa Betawi yang jenaka dan penuh permainan kata.
Pementasan ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga menyentuh aspek reflektif tentang pilihan hidup dan nilai-nilai kebijaksanaan sederhana. Renita berharap para penikmat seni tak hanya terhibur, tetapi juga dapat merenungkan kembali nilai-nilai sederhana yang menjadi akar kearifan lokal Jakarta serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai identitas budaya.
Pemimpin Sanggar Sinar Norray Engkar Karmilasari, mengatakan pentas ini adalah bentuk cintanya terhadap budaya Betawi yang disajikan dengan kemasan kekinian dan bisa menyatukan penikmat seni pertunjukan lintas generasi.
“Kami ingin penikmat seni dari berbagai generasi bisa menikmati kekayaan budaya kita lewat tawa, musik, dan gerak yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai lebih dari pementasan ini adalah kemampuannya menjembatani kesenjangan antar generasi,” katanya.
Sementara itu aktris Maudy Koesnaedi menyebut pertunjukan ini bisa menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya Betawi dengan elemen tradisional seperti musik dan tarian Betawi dalam penyajian cerita kekinian.
“Lebih dari itu, saya merasa terhormat dapat ikut ambil bagian dalam persembahan yang juga menjadi bentuk penghormatan atas 10 tahun kepergian Mpok Nori, seniman legendaris Betawi dan pendiri Sanggar Sinar Norray, yang telah mewariskan semangat dan kecintaannya pada budaya kepada kita semua,” tutur Maudy.
Didirikan pada tahun 1995 oleh Almh. Hj. Nori atau dikenal sebagai Mpok Nori, Sanggar Sinar Norray telah menjadi rumah bagi pelestarian seni Betawi, dari lenong hingga musik dan tarian. Kini di bawah kepemimpinan putrinya, Engkar Karmilasari, sanggar ini terus berinovasi memperkenalkan kekayaan Betawi dengan pendekatan yang lebih modern.
Tinggalkan Balasan