Makassar– Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD), Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI), Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM), sukses menggelar pementasan teater berbahasa Makassar sebagai bagian dari tugas akhir Mata Kuliah Teori dan Apresiasi Puisi Makassar yang diampu oleh Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng, M.Hum. Takalar, 24/5/2025
Pementasan ini berlangsung di dua lokasi, yakni Desa Moncongkomba dan Pangkalan di Kelurahan Canrego, Kabupaten Takalar. Mengangkat nilai-nilai tradisi lisan Makassar yang mulai terpinggirkan, pertunjukan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Makassar, memperkuat apresiasi sastra lokal, dan menghidupkan kembali semangat berkesenian dalam konteks budaya daerah.
Antusiasme warga begitu tinggi. Ratusan penonton dari berbagai desa memadati lokasi pertunjukan. Sejumlah tokoh penting turut hadir, termasuk Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FBS UNM, Dr. Syamsurijal, M.Hum., dosen-dosen JBSI seperti Dr. Azis Nojeng, M.Pd., Aswati Asri, S.Pd., M.Pd., Ilma Rahim, S.Pd., dan Hasbi, S.Pd., M.Pd., serta perwakilan instansi daerah seperti Sekretaris Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Takalar, Kabid Kebudayaan Kabupaten Takalar, Camat Polombangkeng Selatan, aparat Polsek, dan sejumlah kepala kelurahan dan lingkungan setempat.
Proses kreatif mahasiswa dilakukan secara intensif melalui model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), dengan bimbingan para senior seperti Putra Nugraha, Israf Almunandar, Gafur, dan Alwi. Latihan rutin diadakan di Sekretariat Pannyaleori, Desa Moncongkomba dan Pangkalan Canrego. Mahasiswa ditantang untuk menguasai materi, menghayati karakter, serta menampilkan keterampilan berbahasa Makassar secara utuh di panggung.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran untuk alat dan kostum, semangat kolaboratif dan kreativitas mahasiswa mampu mengatasi berbagai rintangan. “Insya Allah, produk pembelajaran ini bukan hanya memberi manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat luas,” ujar Prof. Kembong.
Dalam sambutannya, ia berharap agar kegiatan serupa bisa terus dikembangkan dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk kolaborasi antardosen. “Tiada kesuksesan tanpa perjuangan dan pengorbanan. Jadikan tugas ini sebagai seni, bukan beban. Insya Allah, PBSD JBSI FBS UNM akan melahirkan mahakarya yang membanggakan bangsa dan negara,” pesannya.
Pementasan ini tidak hanya menjadi penutup mata kuliah, tetapi juga menjadi medium pengabdian budaya dan pelestarian tradisi lisan yang menjadi identitas masyarakat Makassar. Mahasiswa PBSD telah membuktikan bahwa seni bisa menjadi jalan menjaga warisan leluhur di tengah tantangan zaman.
Tinggalkan Balasan