JAKARTA – Komitmen kuat untuk mencetak generasi emas ditunjukkan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) saat pengukuhan Badan Pengurus Pusat (BPP) periode 2025–2030, di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Minggu (22/6/2025).

Di bawah kepemimpinan Ketua Umum terpilih, Dr Ir H Andi Amran Sulaiman MP, KKSS langsung memulai langkah besar: pembangunan lima sekolah unggulan di lima provinsi strategis — Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

“Kami tidak ingin membangun sekolah biasa. Ini adalah kawah candradimuka bagi generasi unggul. Dari seribu mahasiswa, hanya dua ratus yang bisa lulus. Kami ingin hasil terbaik,” ujar Amran, dalam pidatonya usai pelantikan.

Amran yang juga Menteri Pertanian RI dan Ketua IKA UNHAS itu menegaskan bahwa pendidikan dengan disiplin ketat dan seleksi keras akan menjadi ciri khas sekolah-sekolah yang akan dibangun KKSS.

Fokus Pendidikan: Dokter, Petani Modern, dan Pebisnis Andal

Dalam semangat transformasi pendidikan, KKSS juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Kolaborasi ini menjadi tonggak berdirinya perguruan tinggi KKSS yang akan membuka fakultas kedokteran, pertanian, dan bisnis.

“Dokter, ahli pertanian, dan pengusaha masa depan harus lahir dari sistem pendidikan terbaik. Itu yang sedang kami bangun bersama UNHAS,” tambah Amran.

Pelantikan Pengurus dan Langkah Awal Visi Besar

Acara pengukuhan BPP KKSS 2025–2030 berlangsung khidmat dengan kehadiran lebih dari 600 undangan, termasuk para tokoh nasional asal Sulawesi Selatan.

Pelantikan dilakukan dengan mengusung tema: “Merebut Kebersamaan, Mengokohkan Kerukunan, Mengabdi untuk Negeri”.

Ketua Panitia, Chaerul Amir, menyebut bahwa pelantikan ini adalah langkah awal dari kerja besar KKSS lima tahun ke depan.

“Ini bukan sekadar seremoni. Ini awal dari gerakan membangun manusia Sulawesi Selatan yang kuat dan bermartabat di mana pun mereka berada,” ungkapnya.

Jaringan 16 Juta Perantau dan Kekuatan Kolektif

KKSS hari ini tak hanya berperan sebagai organisasi paguyuban, tetapi telah menjelma menjadi jaringan kekuatan sosial yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan jumlah perantau asal Sulsel mencapai 16 juta jiwa, KKSS memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi masa depan bangsa.

Amran menutup sambutannya dengan semangat khas Bugis-Makassar, “Getteng Lempu Temmapaselingang” — teguh, jujur, dan saling menghargai.

“Kita punya sepuluh gubernur asal Sulsel. Bayangkan jika tiap satu orang dari kita mampu menggerakkan sepuluh orang lainnya—negara ini akan berubah arah. Dan perubahan itu dimulai dari pendidikan,” tegasnya. (*)