MAKASSAR, kartamedia.id – Film bergenre horor, drama emosional, dan budaya berjudul “Eva Pendakian Terakhir” karya Sutradara Dedy Merc akan segera tayang perdana pada 16 Januari 2025 di bioskop tanah air.
Film ini diproduksi oleh Citra Visual Sinema (CVS) bekerja sama dengan Titah Entertainment.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata di Sulawesi Selatan ini mengisahkan tentang pendakian gunung yang berujung pada sebuah tragedi.

Cerita ini membawa penonton pada pengalaman mendalam tentang petualangan para pendaki, serta berbagai peristiwa yang dialami selama mendaki gunung.
Dalam keterangan persnya di Makassar, Eksekutif Produser “Eva Pendakian Terakhir”, Anwar Mattawape, menyampaikan bahwa film ini berupaya menggambarkan kumpulan kisah-kisah unik yang pernah dialami oleh para pendaki dan pecinta alam bebas.
Menurutnya, penonton akan dibawa untuk merasakan pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam dunia pendakian gunung.
“Dalam film ini, penonton akan disuguhkan dengan kisah-kisah pengalaman para pendaki, dan saya yakin penonton juga akan menemukan kisah yang pernah mereka alami di film ini,” ujar Anwar Mattawape, Selasa (14/1/2025).
Film “Eva Pendakian Terakhir” dibintangi oleh sejumlah artis ternama, seperti Bulan Sutena, Kiesha Alvaro, dan Axel Matthew Thomas. Film ini menjanjikan pengalaman sinematik yang memikat, dengan alur cerita yang kuat dan mendalam.
Selain itu, Anwar juga menjelaskan bahwa film ini memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu menyampaikan pesan penting tentang pelestarian lingkungan dan penghormatan terhadap budaya lokal.
Menurutnya, film ini akan mengajarkan kepada penonton tentang pentingnya menjaga alam dan budaya, serta menghormati berbagai larangan yang ada di dalam tradisi pendakian.
“Kami ingin mengangkat nilai-nilai etik kultural. Hal-hal yang dianggap tabu dalam budaya kita sejatinya memiliki tujuan penting untuk menjaga ekosistem. Kita tidak boleh bertindak sembarangan,” katanya.
Sebagai contoh, Anwar menjelaskan bahwa dalam budaya pendakian, ada larangan bagi perempuan yang sedang haid untuk mendaki gunung karena bau darah dapat menarik binatang buas.
“Begitu juga dengan larangan-larangan lainnya, seperti tidak buang air sembarangan. Semua larangan ini memiliki pesan yang dalam dan penting untuk kita pahami,” tambahnya.
Dengan demikian, Anwar berharap film “Eva Pendakian Terakhir” tidak hanya menawarkan hiburan semata, tetapi juga membuka kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan serta merawat dan melestarikan budaya.
Sebagai bagian dari promosi film ini, pihak produser akan menggelar acara nonton bareng pada Kamis, 16 Januari 2025, di Studio XXI Makassar.
Selain menonton bersama, acara tersebut juga akan dilengkapi dengan talkshow yang melibatkan para pendaki, aktivis lingkungan, influencer, dan penggiat media sosial.
“Kami berharap acara ini bisa menjadi ajang diskusi yang menarik dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya menjaga alam dan budaya,” ujar Anwar menutup pembicaraannya.
Dengan premis yang kuat dan pesan yang mendalam, “Eva Pendakian Terakhir” diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan tradisi budaya yang ada. (*)

Tinggalkan Balasan