Makassar – Cuaca ekstrem di Sulawesi Selatan (Sulsel) membuat sejumlah daerah diterjang banjir hingga tanah longsor dalam sehari. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel mencatat total 10 daerah yang terdampak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulsel Amran Azis mengatakan hujan deras membuat debit air di sejumlah daerah meningkat. Kondisi itu pun memicu terjadinya banjir hingga tanah longsor.

“Yang terpantau ini sementara Barru, ada juga di Soppeng, Parepare, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pinrang, Sinjai, itu sudah terpantau debit air semakin besar,” kata Amran kepada media, Sabtu (21/12/2024).

Dari 10 daerah terdampak, Amran menyebut Barru dan Makassar mengalami dampak yang cukup parah. Dia menyebut kedua daerah ini hampir terjadi banjir di seluruh wilayahnya saat memasuki puncaknya

banner 300x600

“Makassar, Barru (terparah). Makassar ini hampir semua titik di kecamatan terjadi banjir. Barru itu rata-rata sudah di atas permukaan, sudah meluap sampai ke jalan,” terangnya.

Amran menjelaskan banjir terjadi karena debit air yang meningkat. Kemudian ditambah dengan pasang air laut sehingga membuat volume air semakin besar.

“Ini murni cuaca. Debit air sangat besar dan laut juga pasang. Barru ini selalu dari tahun ke tahun selalu akses jalan tertutup kalau musimnya sudah masuk. Karena dia sangat rentan sekali dengan risiko bencana karena pas dekat laut,” paparnya.

Lebih lanjut, Amran mengatakan potensi bencana masih akan terjadi hampir di seluruh wilayah Sulsel. Sebab berdasarkan peringatan dini BMKG, cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga 22 Desember nanti.

“Kemungkinan sebentar sore ini masih akan berlanjut lagi. Diperkirakan masih banyak daerah-daerah yang akan terisolir lagi. Prediksi BMKG ini masih terjadi terus menerus hujan. Ini kan diperkirakan sampai tanggal 22 Desember,” ujarnya.

Amran pun mengimbau seluruh masyarakat di daerah terdampak bencana untuk waspada dan mawas diri. Dia meminta masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri jika sudah ada tanda-tanda terjadinya bencana.

“Imbauan ke masyarakat sesegera mungkin melakukan evakuasi mandiri jika tidak memungkinkan lagi berada di tempat itu untuk sementara. Jangan bertahan sehingga risiko terdampak semakin kecil. Atau segera meminta pertolongan untuk dievakuasi sementara untuk pindah tempat dulu,” ucap Amran.

“Kayak tadi ini ada bayi mau dievakuasi tapi tidak ada bapaknya (di rumah) jadi dia tidak mau. Dia tunggu bapaknya, tidak mau dievakuasi. Jadi kita juga serba salah,” imbuhnya.

Jalan Terputus Imbas Banjir
Arus lalu lintas Jalan Trans Sulawesi di Barru sempat terputus akibat banjir. Jalan Poros Makassar-Parepare itu tidak bisa dilalui kendaraan, begitu pula jalan poros ke arah Bulu Dua atau Barru-Soppeng.

“Tertutup jalan arah ke Parepare dan Soppeng,” kata Kepala Pelaksana BPBD Barru Umar saat dihubungi detikSulsel, Sabtu (21/12).

Umar mengatakan arus lalu lintas yang terputus terjadi di Jalan Poros Makassar Parepare di depan SPBU Siawung, Kecamatan Barru dan di Desa Ajakkang, Kecamatan Soppeng Riaja. Sementara lalin putus di Jalan Poros Barru-Soppeng tepatnya terjadi di Desa Tellumpanua dan Desa Lempang, Kecamatan Tanete Riaja.

“Jalan depan SPBU arah ke Tanete Riaja ini Jalan Poros Barru-Soppeng sekarang putus dan di depan SPBU Siawung dan wilayah Ajakkang arah ke Pare juga putus,” ucapnya.

Selain jalan poros antar kabupaten, jalan dalam kota Barru banyak yang terputus akibat banjir. Umar mengatakan kondisi ini mengakibatkan petugas kesulitan menyalurkan bantuan kepada warga.

“Tertutup jalan, putus-putus jalan. Kami tidak bisa leluasa kirim bantuan karena putus jalan,” katanya.

Selain di Barru, Jalan Trans Sulawesi yang tertutup banjir juga sempat terjadi Jeneponto. Banjir membuat arus lalu lintas macet selama 5 jam.

10 Jembatan Putus di Maros
Kepala BPBD Maros Towadeng mengatakan banjir bandang di Maros juga menyebabkan jembatan terputus. Jembatan tersebut terdiri dari jembatan layang dan jembatan tani yang tersebar pada 3 kecamatan.
“Data awal yang kami terima, semua jenis jembatan penghubung antar kecamatan, ada 10 jembatan di 3 kecamatan terputus,” kata Towadeng.

“Terparah ada di Kecamatan Mallawa ada 2 jembatan gantung, di Kecamatan Camba 2 juga jembatan gantung, jembatan gantung,” sambungnya.

Kerugian warga akibat banjir bandang ini belum dapat ditaksir. Namun kerusakan tersebut dipastikan menyebabkan para warga menderita kerugian besar.

“Kerugian cukup besar,” katanya.

784 Warga Mengungsi di Makassar
BPBD Makassar mencatat 784 warga kini mengungsi akibat banjir. Sejauh ini terdapat 3 kecamatan yang membuka pengungsian yakni di Kecamatan Manggala, Biringkanaya, dan Panakkukang.

Data yang dihimpun detikSulsel, Sabtu (21/12) hingga pukul 15.00 Wita, terdapat 14 titik pengungsian yang tersebar di tiga kecamatan tersebut. Di Kecamatan Manggala, terdapat enam titik pengungsian yang menampung 282 jiwa dari 81 kepala keluarga (KK).

Di Kecamatan Biringkanaya terdapat 7 titik pengungsian yang diisi oleh 131 KK atau 476 jiwa. Titik-titik pengungsian berada di kantor Kelurahan Katimbang, masjid, indekos dan sekolah.

Adapun di Kecamatan Panakkukang terdapat satu titik pengungsian yakni di Masjid At-Taubah yang menampung 9 KK atau 26 jiwa.

banner325x300