Kartamedia.id – Langit senja di 33 titik di Indonesia bersiap menjadi saksi. Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar rukyatul hilal serentak pada 29 Maret 2025, bertepatan dengan 29 Ramadan. Dari ujung barat hingga timur Nusantara, mata dan lensa diarahkan ke ufuk barat, mencari kepastian akan tibanya Syawal. Namun, di antara puluhan titik itu, Bali menjadi pengecualian. Sebuah penghormatan bagi umat Hindu yang tengah merayakan Hari Suci Nyepi.
Di Sulawesi Selatan, pemantauan hilal akan berlangsung di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, tepatnya di Parkir P4 outdoor Delft Apartment, Jl. Sunset Boulevard Blok 5B/16 Citraland City. Kanwil Kemenag Sulsel menggandeng Badan Hisab Rukyat (BHR), BMKG Makassar, Pengadilan Agama, UIN Alauddin, UMI Makassar, serta sejumlah ormas keagamaan dan media.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, Jumat, 28 Maret 2025 mengatakan, rukyatul hilal bukan sekadar prosedur teknis. Ini adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan keyakinan. “Ini bukan cuma soal melihat hilal, ini soal pembuktian. Kita ingin pastikan, hitungan hisab yang akurat hingga ke detik benar-benar sesuai dengan kenyataan. Di sini letak keindahannya, karena pergerakan benda langit itu dinamis,” ungkapnya.
Meskipun perhitungan hisab menunjukkan hilal masih di bawah ufuk, proses rukyat tetap dijalankan. Bukan hanya karena faktor teknis, tetapi juga sebagai bentuk kepatuhan pada sunnah Rasulullah SAW dan kecintaan pada ilmu astronomi. “Ada yang bertanya, kenapa harus repot-repot kalau sudah jelas hasilnya? Justru di sini letak tantangannya. Ini bukan soal hasil semata, tapi soal proses, soal pembuktian ilmiah, dan soal syiar Islam,” tambahnya.
Secara astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 dengan posisi hilal masih berada di bawah ufuk. Di Makassar, misalnya, saat matahari terbenam, posisi hilal diperkirakan berada pada minus 2 derajat. Data ini nantinya akan diverifikasi melalui mekanisme rukyat.
Sementara itu, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengungkapkan potensi Lebaran serentak antara pemerintah, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU) pada Senin, 31 Maret 2025. Namun, keputusan resmi tetap menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar pada 29 Maret malam.
Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB. Kemenag juga mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan ormas Islam. Hasil akhirnya akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama RI.
Di tengah hiruk-pikuk penantian, rukyatul hilal kembali membuktikan bahwa tradisi dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan. Langit tetap menjadi kanvas bagi pencarian kepastian, di mana sains dan iman berpadu dalam harmoni. (*)
Tinggalkan Balasan