MAROS, kartamedia.id – Banjir yang melanda Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan semakin meluas. Jika sebelumnya hanya delapan kecamatan yang terdampak, kini jumlahnya bertambah menjadi sepuluh.
Ketinggian air di beberapa wilayah mencapai 1 hingga 2 meter, menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Bupati Maros, Chaidir Syam, turun langsung ke lapangan pada Selasa (11/2/2025) untuk memantau kondisi warga di beberapa titik banjir, seperti Buttatoa Selatan dan Jembatan Sungai Maros.
Dalam kunjungannya, ia menyusuri rumah-rumah warga dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi.
“Saat ini sudah ada sepuluh kecamatan yang terdampak. Kami telah mengirimkan tim ke setiap kecamatan untuk memantau kondisi dan menyalurkan bantuan,” ujar Chaidir.
Ia juga menegaskan bahwa Pemkab Maros telah menyiapkan posko siaga di setiap kantor desa serta di kantor BPBD Maros guna mengoordinasikan bantuan dan langkah penanggulangan.

“Kami juga telah menyiapkan posko siaga di kantor-kantor desa agar warga bisa segera melapor jika membutuhkan bantuan,” tambahnya.
Meskipun dapur umum belum dibuka karena banjir baru terjadi kemarin, Chaidir memastikan bahwa Pemkab terus memantau situasi dan akan segera mendirikan dapur umum jika kondisi semakin parah.
“Jika kondisi memburuk dan warga membutuhkan makanan siap saji, kami akan segera mendirikan dapur umum,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Maros, Towadeng, mengungkapkan bahwa kecamatan yang terdampak meliputi Turikale, Maros Baru, Lau, Marusu, Mandai, Simbang, Bantimurung, Moncongloe, Tompobulu, dan Camba.
“Hanya dua kecamatan yang terdampak secara menyeluruh, yakni Turikale dan Maros Baru. Sementara kecamatan lainnya hanya mengalami banjir di beberapa desa dan kelurahan,” jelas Towadeng.
Banjir juga merendam sejumlah ruas jalan utama, salah satunya Jalan Andi Pangeran Pettarani di Kecamatan Turikale.
“Jalan ini menjadi salah satu titik rawan karena genangan cukup tinggi. Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan akses tetap bisa digunakan,” tambahnya.
Di media sosial, beredar video yang memperlihatkan arus deras di Pattunuang, Maros. Menanggapi hal tersebut, Towadeng memberikan klarifikasi bahwa lokasi dalam video tersebut bukan jalan umum yang digunakan warga.
“Video viral itu bukan jalan raya, melainkan aliran sungai. Itu lokasi yang beberapa waktu lalu menjadi tempat kejadian tenggelamnya seorang mahasiswa Unhas,” tegasnya.
Berdasarkan laporan BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga 16 Februari. Bahkan, air pasang diprediksi terjadi pada sore hingga malam hari dalam beberapa hari ke depan.
“Jadi kami harap warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan banjir bisa lebih waspada. Kami juga mengingatkan agar masyarakat segera melapor jika ada kondisi darurat,” kata Chaidir.
BPBD Maros bersama tim gabungan dari pemerintah daerah dan relawan terus melakukan pemantauan serta menyiapkan bantuan logistik dan medis jika situasi semakin darurat.
“Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kebutuhan warga bisa terpenuhi secepatnya,” pungkas Towadeng.
Tinggalkan Balasan