Jakarta– Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun menilai, kalangan pasar bisa menerima terpilihnya Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), menggantikan Sri Mulyani.

Respons negatif sempat ditujukkan pasar usai pelantikan Purbaya sebagai menkeu di Istana Presiden, Jakarta, Senin (8/9/2025). Kala itu, rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat melemah 1,2 persen. Namun kini semuanya kembali berotot. Pertanda, Purbaya mulai menjadi magnit bagi pelaku pasar.

Dia menyebut, meski sebelumnya publik sempat ragu dengan pergantian dari Sri Mulyani, pasar menunjukkan respons positif.

“Dalam hitungan belum satu minggu, harga saham mencapai titik tertinggi di atas 8.000, rupiah stabil, dan surat utang negara juga tidak menimbulkan gejolak,” ujar Misbakhun dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Menteri Keuangan Baru, Harapan Baru Menata Ekonomi Indonesia”, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

banner 920x450

Dia mengatakan, kekhawatiran ekonomi Indonesia akan goyah tanpa sosok Sri Mulyani terbukti tidak terjadi. Dia menilai Purbaya memiliki kapasitas intelektual, pengalaman panjang di bidang ekonomi, serta kemampuan menangkap visi Presiden Prabowo.

Lebih jauh, polisi Partai Golkar itu menekankan bahwa keberhasilan Purbaya nantinya terletak pada kemampuannya menawarkan desain baru bagi kebijakan fiskal, terutama dalam mendukung target Prabowo mewujudkan APBN berdaulat dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.

“Yang kita tunggu adalah apa tawaran baru dari Pak Purbaya. Bagaimana desain fiskal Indonesia ke depan agar bisa mewujudkan visi presiden, termasuk wacana APBN zero defisit,” kata dia.

Dia menjelaskan, ke depan, Purbaya masih punya banyak tantangan yang harus dijawab. Mulai soal tingginya imbal hasil surat utang Indonesia dibanding negara ASEAN lain. Di mana, yield atau kupon dari Surat Berharga Negara (SBN) berada di kisaran 6-7 persen.

“Padahal kepercayaan internasional terhadap Presiden Prabowo sangat kuat, sehingga ini perlu dijawab dengan kebijakan fiskal yang lebih strategis,” ucap dia.