Yogykarta–Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X turun langsung menemui massa aksi di Mapolda DIY, Sleman, Jumat (29/8/2025) malam. Sultan meminta delapan orang pedemo yang sebelumnya diamankan polisi untuk segera dibebaskan.

“Saya sudah berbicara dengan Bapak Kapolda. Bersama saya ada delapan orang teman-teman anda. Bersama ini saya kembalikan kepada saudara-saudara,” ujar Sultan disambut sorak massa aksi, Sabtu (30/8) dini hari dikutip dari Antara.

Suasana makin khidmat karena interaksi Sultan dengan para pedemo diiringi lantunan Gendhing Raja Manggala melalui pengeras suara.

Sang Raja Keraton Yogyakarta itu mencoba menenangkan massa yang sejak sore memadati kawasan Mapolda DIY.

banner 920x450

Sultan menegaskan, pembebasan delapan pedemo itu diharapkan membuka ruang dialog lebih luas antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat.

Ia bahkan bersedia menjadi jembatan aspirasi rakyat Jogja untuk disampaikan ke pemerintah pusat, termasuk keresahan para pengemudi ojek online pasca meninggalnya Affan Kurniawan di Jakarta.

“Saya menghargai apa yang anda lakukan. Itu bagian dari keinginan kita bersama untuk tumbuhnya demokratisasi di Jogja. Hanya saja, saya berharap demokratisasi dilakukan dengan baik, tanpa kekerasan,” ucap Sultan.

Sultan yang hadir bersama putrinya, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono, kemudian mengajak massa membubarkan diri mengingat waktu telah larut.

“Mari kita sama-sama pulang dan tidur. Kita sudah capek, semua ada di sini. Nanti tindak lanjut bisa kita diskusikan bersama,” tutupnya.

Seperti diwartakan Elshinta, aksi demonstrasi di Mapolda DIY berlangsung sejak Jumat (29/8) sore. Situasi memanas sekitar pukul 18.00 WIB setelah massa membakar dua mobil yang terparkir di halaman Mapolda.

Sejumlah fasilitas juga mengalami kerusakan, di antaranya gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), mesin ATM, layar videotron, serta pagar markas.

Selain itu, pos polisi di simpang empat Condongcatur yang berlokasi tidak jauh dari Mapolda turut dirusak massa. Kericuhan itu dipicu aksi solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online, yang tertabrak kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8) malam.